PENGANTAR ARSITEKTUR
BAB 1
Pengertian,Maksud dan Tujuan,dan Ruang Lingkup Arsitektur
Arsitektur didefinisikan sebagai “the art and science of designing and constructing buildings”.
Produk atau hasil dari kerja arsitektur : Bangunan, area urban, dan landscape
Metode karakteristik bangunan dari orang, tempat, dan waktu
Profesi merancang bangunan dan lingkungan binaan oleh arsitek
Kesadaran dalam membangun yang menghasilkan bangunan struktur yang koheren.
A. PENGERTIAN ARSITEKTUR
Secara harafiah, arsitektur (architecture) berasal dari gabungan 2 kata dalam bahasa Yunani, yaitu :
- arche : yg pertama, yg awal, yg memimpin
- tektoon : segala sesuatu yg stabil, kokoh,
tidak mudah roboh atau yg dapat diandalkan.
•Archetektoon : pembangunan utama (chief builder)
*Seiring perkembangannya:
•arsitektur = hasil yg
dibangun;
•arsitek = pelaku pembangunan.
B. Etimologi Kata “Arsitektur”
Kata arsitektur berasal dari bahasa yunani ‘arkhitekton’ yang berarti sebuah kombinasi dari ‘arkhi’ (chief/master) dan ‘tekton’ (mason/builder).
Arsitektur termasuk ilmu dan profesi tertua dalam sejarah. Hal ini dikarenakan manusia membutuhkan tempat atau hunian untuk berlindung dari cuaca dan bahaya diluar.
C. Hakikat Arsitektur
*Menurut Le Corbusier:
“Arsitektur adalah permainan massa bangunan”
*Menurut Van Der Rohe:
"Arsitektur adalah keinginan jaman yang dituangkan dalam ruang”
*Auguste Perret:
"Arsitektur adalah suatu seni mengorganisasikan ruang”
*Menurut Marcus Vitruvius:
"Arsitektur harus memiliki fungsi, estetika, dan struktur"
D. Arsitektur + Bangunan
Estetik
Bernilai fungsi
Memberikan suasana nyaman
Ada aktivitas di dalamnya
Memiliki makna
Mempunyai ukuran/skala
Mengikuti perkembangan zaman
E. Unsur-unsur Pokok
•Titik dan Unsur dari Titik
•Garis dan Unsur dari Garis
•Bidang dan Unsur dari Bidang
•Volume dan Unsur dari Volume
•Titik : Menunjukkan posisi, letak pada peta
•Garis : Titik yang diperpanjang akan menjadi bagian dari panjang, arah, posisi
•Bidang : Garis yang diperbanyak akan menjadi bagian dari panjang dan lebar, permukaan, posisi, bentuk 2 dimensi, orientasi
•Volume : Bidang yang diperbanyak akan menjadi bagian dari panjang, lebar dan tinggi, bentuk 3 dimensi, permukaan, orientasi dan posisi
F. Persamaan Bangunan dan Arsitektur
Dalam hal fungsi, bangunan dan arsitektur memiliki persamaan , yakni mewadahi manusia dengan segala aktivitas serta peralatannya. Dalam segi bentuk, memiliki dimensi yang besar cukup melingkupi kegiatan manusia dalam tiga dimensi sehingga manusia dan peralatannya dapat diwadahi oleh bangunan juga arsitektur.
G. Perbedaan Bangunan dan Arsitektur
Dari segi estetika, perbedaan nilai tampilan.
Dari segi fisik, bahan yang digunakan (kekuatan, keawetan, ketahanan) dinilai seni dan keindahannya. Pada arsitektur, dapat juga yang lebih kecil walau fungsinya sama mempunyai harga yang lebih mahal.
BAB 2
A.Faktor yg mempengaruhi terjadinya Arsitektur
Louis Hellman dalam bukunya Architecture for Beginners menyatakan bahwa terdapat 5 faktor yang mempengaruhi terjadinya aristektur yaitu :
•Needs = kebutuhan
•Technology = teknologi
•Culture = budaya
•Climate = iklim
•Society = kemasyarakatan
Disamping aspek-aspek seperti politik, ekonomi, social, budaya dan lingkungan yang akan mempengaruhi kadar atau kualitas pemenuhan kelima factor tersebut diatas.
B.Arsitektur Dapat berbicara
Arsitektur dpt berkomunikasi dengan pengguna yaitu manusia melalui seluruh rentang STIMULI = sesuatu yang dapat menimbulkan reaksi, sebagai berikut :
•Visual = indra penglihatan
•Aural atau audial = indra pendengaran
•Tactile = indra peraba
•Sensual atau olfactual = indra penciuman
•Atmospheric = persepsi
•Cultural = budaya
•Spatial = persepsi ruang
Segala sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal diatas akan member andil kepada perkembangan arsitektur secara keilmuan, seperti pendapat beberapa tokoh dunia tentang arsitektur :
•William Morris : The moulding and altering to human needs of the very face of the earth it self (pembentukan dan perubahan permukaan bumi akibat kebutuhan umat manusia).
•Le Corbusier : The masterly correct and magnificent play of masses brought together in light (kebenaran hakiki dan permainan massa yang menakjubkan kemudia dihadirkan ke dalam kenyataan).
•John Ruskin : An art for all to learn because all are concerned with it (suatu seni untuk dipelajari oleh semua orang karena peduli).
•Mies van der Rohe : The will of the epoch translated into space (keinginan dari suatu epoh yang diterjemahkan ke dalam ruang)
•Sir Henry Wooton : Commodity, Firmness, and Delight (komoditas, kekokohan, dan kesenangan)
•Von Schelling : Frozen Music (Musik yang dibekukan)
•Hitler : Stone Documents and Expression of the unity and power of the nation (dokumen dan ekspresi kesatuan dan kekuatan bangsa dalam wujud batu)
E. Kesimpulan
Arsitektur adalah konsep atau ide yang menggunakan medium berupa gedung sebagai proses teknik untuk berkomunikasi dengan penggunanya.
BAB 3
TEORI VITRUVIUS
A. Pengertian Arsitektur menurut Vitruvius
Menurut Teori Vitruvius, bahwa di zamannya arsitektur dan desain secara umum dinyatakan dlm pengertian suatu keseluruhan yg merupakan gabungan dari tiga unsur, sbb :
a.Utilitas = Komoditas = Guna = Fungsi
b.Firmitas = Kekakuan = Struktur = Teknologi
c.Venustas = Kesenangan = Ketertarikan = Tampilan = Keindahan
B. Perbedaan Arsitektural dan Bangunan
Bangunan ≠ Arsitektur
Arsitektur = Desain sebelum Dibangun
Arsitektur adalah DESAIN Bangunan, Ruang dan Lingkungan. Sesuai dengan Kebutuhan Manusia Menggunakan Teknologi dan Ilmu Pengetahunan,
Dengan Kualitas Estetika.
C. Terapan Teori Vitruvius
1. Utilitas
• kebutuhan
• fungsi
• denah
2. Firmitas
• utama
• struktur
• potongan
3. Venustas
• seni
• keindahan
• tampak
D. Firmitas/Struktur akan selalu menjadi bagian dari:
•Kemajuan dalam Keahlian Teknik
•Ketersediaan dan Kekuatan dari Material
•Biaya dari Material
•Faktor Geografis dan Historis
BAB 4
Mengenal Dunia Arsitektur, Kegiatan Profesi & Perancangan Arsitektur
A. Mengenal Dunia Arsitektur
Secara saintifik perlu diungkap tentang ‘apa itu arsitektur’? Telah banyak pandangan atau pengertian serta batasan tentang ‘arsitektur’ dari beberapa ahli/ pakar. Mulai dari pandangan :
[1]. Marcus Vitruvius Follio tentang arsitektur yaitu: arsitektur adalah proses penciptaan dan pewujudan bangunan yang didalamnya memiliki tiga pilar utama, yaitu:
(a) kegunaan atau fungsionalitas,
(b) kekokohan/kekuatan dan
(c) estetika atau keindahan.
[2]. Van Rommondt tentang arsitektur, yaitu: proses penciptaan bangunan bagi kehidupan manusia, yang didalamnya tercapai rasa, aman untuk dihuni, nyaman untuk digunakan dan bahagia/puas dari aspek visual.
[3]. Aldo van Eyck tentang arsitektur, yaitu: proses penciptaan ruang dan lingkungan bagi kehidupan manusia, yang didalamnya terkait dengan unsur - unsur: fungsi, bentuk, lokasi dan tata nilai kehidupan masyarakatnya.
[4]. Bruno Zevi tentang arsitektur, yaitu proses penciptaan dan pewujudan bangunan yang erat kaiatannya dengan unsur-unsur: fungsi, bentuk, bahan, warna, cahaya serta elemen-elemen pembentuk ruang/ bangunan lainnya.
[5]. Pandangann yang terkini tentang arsitektur, yaitu dari Ammos Rapoport yang menyatakan bahwa: arsitektur adalah proses penciptaan dan pewujudan dari ruang dalam bentuk ‘lingkungan binaan’ (build environment) bagi kehidupan manusia, dimana lingkungan yang diciptakan tersebut hendaklah adaptif dan selaras dengan lingkungan sekitarnya.
Dan yang terakhir dari Christian Normberg Schulz, yaitu :
>arsitektur adalah proses penciptaan ruang atau bangunan yang didalamnya mengandung tiga unsur penting, yaitu:
(a) kegunaan/ fungsi,
(b) teknik / keteknikan dan
(c) ekspresi bentuk.
[6]. James Snyder mengungkapkan bahwa terdapat tingkatan ‘skala’ atau ‘besaran’ ruang yang mesti dipahami dalam kerangka kerja perancangan arsitektur. Tingkatan skala atau besaran ruang dalam arsitektur tersebut adalah:
(1) Skala Kecil (Mikro), yang meliputi:
(a) the part of the room scale,
(b) the room scale,
(c) the multirooms scale.
(2) Skala Menengah (Midle), yang meliputi:
(a) the part of the building scale,
(b) the building scale dan
(c) the building with site scale.
(3) Skala Besar (Makro) yang meliputi:
(a) the multi building scale,
(b) the district scale dan
(c) the part of urban scale.
Dengan memahami tingkatan skala atau besaran ruang dalam arsitektur, maka kita akan mengenal dan paham sampai seberapa detail pekerjaan perancangan arsitektur dilakukan.
Atau pada skala makro kita dapat melihat seberapa luas kaitan antara perancangan arsitektur dengan profesi lain yang terkait didalamnya.
Sekali lagi wujud dari ruang dalam arsitektur dapat beraneka ragam, seperti: ruangan dalam (interior), bagian dari bangunan (part of the building), satu bangunan utuh (single building) hingga ke lingkungan/kawassan (district) bahkan sampai skala lingkungan kota.
B. Peran Arsitek dalam Rancang Bangun
‘Arsitek’ didefinisikan sebagai seorang ‘perancang bangunan’ (building designer) namun peran arsitek tidak hanya sebatas bangunan saja, tetapi meliputi tugas penataan (penciptaan dan pewujudan) dari ‘ruang’ dalam skala yang lebih luas.
Ruang tersebut berwujud lingkungan binaan (build environment) yang diperuntukkan bagi kehidupan manusia maupun masyarakat luas (umum).
Dalam skala kecil (mikro) tugas dan peran arsitek adalah menata ruangan-ruangan (rooms) yang diintegrasikan secara utuh dalam bentuk bangunan (building). Dalam skala mikro inilah arsitek menjalankan tugasnya senbagai ‘perancang bangunan’ (building designer).
Seorang arsitek akan berupaya secara maksimum dalam proses menciptakan bangunan, dimana digunakan kaidah-kaidah atau pedoman - pedoman dalam perancangan arsitektur.
Pemenuhan tujuan-tujuan utama arsitektur seperti:
(a) Pemenuhan aspek fungsi/kegunaan bangunan,
(b) Pemenuhan aspek struktur/kekuatan bangunan hingga
(c) Pemenuhan aspek keindahan bangunan; menjadi tugas utama seorang arsitek.
Dalam skala yang lebih luas, tugas dari seorang ‘arsitek’ bukan lagi menciptakan dan mewujudkan ‘bangunan’, tetapi lebih luas dari itu – menyangkut didalamnya aspek tapak dan lingkungan sekitarnya (site and serounding). Bahkan arsitek perlu mengenal, mengerti dan memahami aspek-aspek yang berkaitan dengan penataan lingkungan dan penataan ruang.
Oleh karena itu dalam skala makro, tugas seorang arsitek juga berkaitan setidaknya dengan tiga tingkatan:
(a) penataan / tata bangunan,
(b) penataan / tata lingkungan dan
(c) penataan / tata ruang.
C. Syarat Menjadi Seorang Arsitek
Ikatan Arsitek Indonesia menyaratkan bahwa untuk bisa menyebut diri sendiri sebagai seorang Arsitek dan bisa berprofesi sebagai Arsitek di tengah-tengah masyarakat, seorang harus memenuhi semua persayaratan sbb :
Sudah menyelesaikan pendidikan formal di bidang Arsitektur.
Memiliki pengalaman bekerja dengan seorang Arsitek Madya atau Utama atau di sebuah perusahaan desain arsitektur (biro konsultan arsitektur).
Mengikuti program-program penataran yang diadakan IAI
Lulus ujian Sertifikasi Keahlian Arsitek (SKA) yang diadakan IAI
D. Level Arsitek
Berdasarkan keahlian dan sertifikat yang dipegangnya, seorang Arsitek dibedakan menjadi :
• Arsitek Pratama (junior) : mendesain rumah dan bangunan yg memiliki tingkat kerumitan rendah.
•Arsitek Madya (menengah) : bangunan tingkat tinggi dengan tingkat kerumitan sedang.
•Arsitek Utama (senior) : mendesain bangunan rumit, seperti bandara, rumah sakit dsb.
Sertifikat yang dipegang seorang Arsitek akan menentukan bangunan-bangunan yang boleh dan tidak boleh didesain seorang Arsitek dilihat berdasarkan kompleksitasnya.
BAB 5
Ruang dalam Arsitektur
A. Pengertian Ruang dalam Arsitektur
Ruang merupakan bentuk 3D (memiliki panjang, lebar, tinggi) dibatasi oleh elemen penyusun bawah, samping dan atas sebagai pembatas keluar/masuk ruangan tersebut.
B. Perbedaan ruangan dengan ruang
* Ruangan = ruang dalam
* Ruang = interior dan eksterior
C. Organisasi Ruang
Penataan dalam suatu bangunan memiliki beberapa metode organisasi ruang:
Suatu urutan dalam satu garis dan ruang-ruang yang berulang. Pada organisasi ruang linier, ruang atau masa selalu mengacu pada garis linier yang menjadi patokannya.
(b). Organisasi Axial
Organisasi ruang yang terbentuk berdasarkan garis axis tertentu yang menghubungkan antar ruang dan membuat sebuah pola.
(c). Organisasi Grid
Organisasi ruang-ruang dalam daerah struktural grid atau struktur tiga dimensi. Grid dapat ditentukan oleh beberapa faktor, seperti letak massa atau ruang, posisi struktur, posisi jalan dan sebagainya.
(d). Organisasi Central
Sebuah ruang dominan terpusat dengan pengelompokan sejumlah ruang sekunder. Ruang pusat biasanya merupakan ruang dengan hierarki yang tinggi dan sering dianggap penting atau utama. Organisasi terpusat bisa dengan bentuk persegi atau radial.
(e). Organisasi Radial
Sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisasi ruang-ruang Iinier yang berkembang menurut arah jari-jari. Organisasi radial memiliki kemiripan dengan sistem organisasi central, hanya saja perletakannya adalah lingkaran.
(f). Organisasi Cluster
Kelompok ruang berdasarkan kedekatan hubungan atau bersama-sama memanfaatkan satu cirii atau hubungan visual. Organisasi cluster disebut juga organisasi kelompok ruang homogen yang artinya memanfaatkan ciri fisik yang sama misalnya bentuk, ukuran atau fungsi.
BAB 6
Tata Ruang Luar dan Ruang Dalam
•Tata merupakan seperangkat unsur yang berinteraksi, atau berhubungan, atau membentuk satu kesatuan bersama; sistem.
•Sedangkan ruang (trimatra) merupakan rongga yang dibatasi permukaan bangunan.
•Tata/ menata/ mengatur ruang meliputi tiga suku pokok yaitu unsur (kegiatan), kualitas (kekhasan/ ciri sesuatu/ sifat), penolok (standar yang dipakai sebagai dasar untuk menentukan penilaian; kriteria).
•Unsur, kualitas, dan penolok dalam merancang bangunan dapat dikelompokkan dalam lima tata atur yaitu fungsi, ruang, geometri, tautan, dan pelingkup. (White, 1986).
•Secara visual (Ching, Francis D.K. Architecture: Form, Space and Order. Van Nostrand Reinhold Co. 1979) ruang dimulai dari titik kemudian dari titik tersebut membentuk garis dan dari garis membentuk bidang.
•Dari bidang ini kemudian dikembangkan menjadi bentuk ruang. Dengan demikian pengertian ruang di sini mengandung suatu dimensi yaitu panjang, lebar dan tinggi.
A. Ruang Luar
•Imanuel Kant, berpendapat bahwa ruang bukanlah sesuatu yang obyektif atau nyata, tetapi merupakan sesuatu yang subyektif sebagai hasil pikiran dan perasaan manusia.
•Sedangkan Plato berpendapat bahwa ruang adalah suatu kerangka atau wadah dimana obyek dan kejadian tertentu berada (Hakim, 1987).
B. Pengertian ruang berkaitan dengan disiplin ilmu arsitektur
•Sebagai suatu area yang secara fisik dibatasi oleh tiga elemen pembatas yaitu lantai, dinding dan langit-langit.
•Pengertian tersebut tentunya tidak secara langsung menjadi pengertian melalui pembatasan yang jelas secara fisik yang berpengaruh pada pembatasan secara visual.
•Elemen pembatas tersebut tidak selalu bersifat nyata dan utuh akan tetapi dapat bersifat partial dan simbolik (Ashihara,1974).
Prabawasari dan Suparman dalam bukunya “Tata Ruang Luar 1” menyatakan ruang luar adalah:
• Ruang yang terjadi dengan membatasi alam hanya pada bidang alas dan dindingnya, sedangkan atapnya dapat dikatakan tidak terbatas.
•Sebagai lingkungan luar buatan manusia, yang mempunyai arti dan maksud tertentu dan sebagai bagian dari alam.
•Arsitektur tanpa atap, tetapi dibatasi oleh dua bidang: lantai dan dinding atau ruang yang terjadi dengan menggunakan dua elemen pembatas. Hal ini menyebabkan bahwa lantai dan dinding menjadi elemen penting di dalam merencanakan ruang luar
RUANGAN YANG DI BATASI OLEH ELEMEN ALAM
A. Elemen Pembatas Ruang Luar
•Elemen pembatas ruang luar adalah batasan area site dengan area luar site. Pembatas dapat beruapa ruang hidup atau ruang mati.
•Ruang hidup adalah ruang yang terstruktur dan mempunyai fungsi serta hubungan yang jelas dengan ruang di sekitarnya.
•Sedangkan ruang mati adalah ruang yang tercipta tanpa di rencanakan.
ELEMEN PEMBATAS RUANG LUAR
ELEMEN PENGISI RUANG LUAR
B. Definisi dan Batasan Ruang Dalam
•Ruang dalam merupakan wadah yang digunakan manusia untuk beraktivitas. Ruang dalam terbentuk dari pembatas-pembatas yang ada di dalam bangunan. Terbentuknya ruang dalam melalui elemen-elemen pembatasnya, sedangkan ruang-ruang pergerakan atau sirkulasi dalam ruang dalam terbentuk melalui elemen pengisinya.
• Dalam mencapai kualitas ruang dalam yang baik, diperlukan pertimbangan-pertimbangan yang terbentuk melalui pembatas, pengisi, dan pelengkap ruang yang mencakup ukuran ruang, bentuk ruang, kualitas lingkungan ruang, dan isi ruang.
C. Elemen Pembatas Ruang Dalam
Elemen pembatas ruang dalam merupakan semua elemen yang dapat membentuk pelingkup ruang. Pembatas utama ruang dalam meliputi: struktur, dinding pembatas, sudutsudut dinding, pintu, jendela, atap, plafond, partisi, dan permukaan lantai.
D. Elemen pembatas ruang mempunyai dua fungsi, yaitu:
•Pencegahan penetrasi polusi udara, suara, cahaya, penghawaan, dan debu
•Seleksi transmisi faktor lingkungan (cahaya, pemandangan, suara)
• Mendefinisikan wilayah
•Keamanan (kebakaran, binatang buas, bahaya alam, manusia, dan mesin)
*Fungsi ke dua dari elemen pembatas ruang, yaitu:
• Pendukung struktur bangunan
• Tempat memasang elemen pelengkap
• Tempat meletakkan elemen pengisi
E. Karakter penentu bentuk elemen pembatas ruang meliputi:
•pengaliran udara
•Biaya
•umur pemakaian
•ketahanan terhadap api
•Fleksibilitas
•tingkat kesulitan perawatan
•kualitas optis
•tingkat penetrasi manusia
•kemampuan membawa elemen pelengkap, bentuk, kualitas suara, kekuatan konstruksi, kualitas permukaan, konduktivitas termal, ketahanan terhadap air, berat massa material.
BAB 7
FUNGSI DALAM ARSITEKTUR
A. MAKNA FUNGSI
•Fungsi dalam pengertian sederhana adalah kegunaan.
•Fungsi juga dapat dimaknai sebagai suatucara untuk memenuhi keinginan.
•Fungsi timbul sebagai akibat adanya kebutuhan manusia dalam mempertahankan dan mengembangkan hidup.
(1). FUNGSI MENURUT
GEOFFREY BROADBENT
Fungsi adalah apa saja yang diekspresikan dan di informasikan arsitektur.
Ada 6 fungsi :
• ENVIRONMENTAL FILTER (Penangkal Faktor
Lingkungan)
• CONTAINER ACTIVITY (Wadah Kegiatan)
• CAPITAL INVESTMENT (Investasi/ Penanaman
• SYMBOLIC FUNCTION (Fungsi Simbolik)
• BEHAVIOR MODIFIER (Pengarah Perilaku)
• AESTHETIC FUNCTION (Fungsi Estetika)
(2). FUNGSI MENURUT
CHRISTIAN NORBERG SCHULTZ
Fungsi adalah tugas dan pekerjaan yang harus dijalankan oleh sebuah lingkungan.
Ada 4 fungsi:
•PHYSICAL CONTROL (Pengendali Faktor Alam)
•FUNCTIONAL FRAME (Kerangka Fungsi)
•SOCIAL MILIEU (Lingkungan Sosial)
•CULTURAL SYMBOLIZATION (Simbol Budaya).
(3). FUNGSI MENURUT
LARRY R. LIGO
Fungsi adalah tugas atau efek yang ditimbulkan arsitektur.
Ada 5 fungsi :
•STRUCTURE FUNCTIONAL (Fungsi Struktur)
•PHYSICAL FUNCTION (Fungsi Fisik)
•PSYCHOLOGICAL FUNCTION (Fungsi Psikologis)
•SOCIAL FUNCTION (Fungsi Sosial)
•CULTURE / EXISTENTIAL FUNCTION (Fugsi Budaya).
(4). FUNGSI MENURUT
JAN MUKAROWSKY
Fungsi adalah segenap potensi arsitektur untuk
memberikan makna terhadap lingkungan.
Ada 5 fungsi :
•EXPRESSIVE FUNCTIONAL (Fungsi Ekspresi)
•AESTHETIC FUNCTION (Fungsi Estetik)
•ALLUSORYFUNCTION (Fungsi Kenangan)
•TERRITORIAL FUNCTION (Fungsi Teritori/
•REFERENTIAL FUNCTION (Fugsi Acuan)
B. MAKNA FUNGSI DALAM ARSITEKTUR
(A). FUNGSIONALISME BENTUK
Peran fungsi dalam bentuk arsitektur memiliki makna
paling awal. Paling banyak dikenal dan paling lazim.
Form Follow Function
Segala rancangan arsitektur terjadi karena fungsi
Pembedaan bagian bangunan menurut tujuannya
Rancangan bangunan untuk memenuhi kebutuhan
manusia
Bentuk berasal dari keinginan pemakai.
(B). FUNGSIONALISME KONSTRUKSI
Struktur, konstruksi dan bahan bangunan sampai batas
tertentu memiliki kedudukan yang lebih tinggi.
Form Follow Structure Function
Bentuk berasal dari syarat sistem struktur, konstruksi
dan
bahan bangunan
Menurut penggunaan struktur, konstruksi yang jujur, jelas
dan wajar tanpa disembunyikan
Rancangan struktur untuk tujuan estetik melalui elemen strukturnya sendiri.
(C). FUNGSIONALISME EKSPRESI
Memperlihatkan GUNA dan STRUKTUR secara bersama- sama dalam arsitektur.
Bentuk merupakan wujud dari kegunaan / fungsi di
dalamnya
Bentuk secara simbolik melukiskan fungsi Rancangan bangunan memperlihatkan struktur & konstruksi serta peralatan bangunan secara menonjol.
(D). FUNGSIONALISME GEOMETRIS
Mencoba mengabaikan guna dan memusatkan perhatian
pada cara dimana geometri bangunan berfungsi secara
visual.
Function Follow Form
Penciptaan bentuk bukan untuk menyesuaikan dengan
guna, tetapi akibat penyesuaian bentuk geometris itu sendiri.
Kesederhanaan bentuk dengan geometri dan bebas dari ornamen.
Nilai estetis didapat dari pengolahan elemen geometri.
(E). FUNGSIONALISME ORGANIS
Karya arsitektur tidak hanya fungsional tetapi juga organis
(bentuk sebagai suatu proses kehidupan yang alamiah)
Bentuk dan Fungsi Identik
•Karya arsitektur berwawasan lingkungan
•Bentuk tercipta dari fenomena alam dan penggalian
•Gagasan dari mahluk hidup
•Fungsi bangunan adalah aktifitas yang menciptakan.
•Bentuk, sehingga bentuk adalah fungsi dari keseluruhan.
(F). FUNGSIONALISME EKONOMIS
Pendekatan ekonomi dalam proses penciptaan karya arsitektur.
•Bentuk terjadi akibat pemakaian peralatan dan bahan secara ekonomis.
• penggunaan metode dan cara yang paling efektif dan efisien.
(G). FUNGSIONALISME KULTURAL
Penciptaan karya arsitektur dengan menempatkan manusia secara sentral
Form Follow Culture
•Bentuk berasal dari pola perilaku, kondisi sosial
pemakai.
•Bentuk dijiwai oleh kehidupan manusia, watak, kecenderungan dan nafsu serta cita-cita.
C. KARAKTERISTIK FUNGSI
*FUNGSI ADALAH PROSES
Dalam proses penciptaan suatu karya arsitektur fungsi juga sejalan dengan proses tersebut. Unsur pemakai/pengguna, pemilihan komponen bangunan, penyusunan ruang, pengolahan bentuk dan proses penciptaan lainnya akan dideteksi dari fungsi setiap aspek.
*FUNGSI ADALAH TUJUAN
Karena fungsi adalah proses, maka akan mengarah
pada satu tujuan dan karenanya arsitektur diciptakan.
*FUNGSI ADALAH KESELURUHAN
Fungsi mengacu pada keseluruhan / totalitas arsitektur
*FUNGSI ADALAH PERILAKU
Dalam sistem arsitektur, fungsi dipengaruhi oleh
kecenderungan perilaku yang timbul dalam setiap tahapan prosesnya.
*FUNGSI ADALAH HUBUNGAN
Sebagai suatu sistem, maka fungsi berada dalam keterkaitan antara komponen satu dengan lainnya.
BAB 8
BENTUK DALAM ARSITEKTUR
A. Bentuk menurut literature
•Menurut Vitruvius, bentuk merupakan gabungan antara firmitas dengan venustas (beauty)(saliya”99).
•Obyek dalam persepsi kita memiliki wujud/ujud (sha) (abecrombie, 1984:37).
•Wujud merupakan hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisi bentuk (ching, 1979 : 50 ).
B. Ciri-ciri visual bentuk
Ciri-ciri pokok yang menunjukan bentuk, dimana ciri-ciri tersebut pada kenyataannya dipengaruhi oleh keadaan bagaiman cara kita memandangnya.
Bentuk dapat dikenali karena memiliki ciri-ciri visual yaitu ( ching, 1979).
1. Wujud: adalah hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisi-sisi bentuk.
2. Dimensi: dimensi suatu bentuk adalah panjang, lebar, tinggi. Dimensi-dimensi ini menentukan proporsinya. Adapun skalanya di tentukan oleh perbandingan ukuran relatifnya terhadap bentuk-bentuk lain di sekelilingnya.
3. Warna: corak, intensitas, dan nada permukaan pada suatu bentuk. Warna adalah atribut yang paling mencolok yang membedakan suatu bentuk terhadap lingkunganya. Warna juga mempengaruhi bobot visual pada bentuk.
4. Tekstur : adalah karakter permukaan suatu bentuk. Tekstur mempengaruhi perasaan kita pada waktu menyentuh, juga pada saat kualitas pemantulan cahaya menimpa permukaan benda tersebut.
5. Posisi : adalah letak relatif suatu bentuk terhadap suatu lingkungan atau medan visual.
6. Orientasi : adalah posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang dasat, arah mata angin atau terhadap pandangan seseotang yang melihatnya.
Inersia
7. Visual : adalah derajad konsentrasi dan stabilitas suatu bentuk. Inersia suatu bentuk tergantung pada geometri dan orientasi relatifnya terhadap bidang dasar dan garis pandangan kita.
Dengan penghayatan terhadap wujud kita bisa mendapatkan kepuasan. Wujud dapat menawan perhatian kita, mengundang keingintahuan memberikan sensasi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam berbagai cara. Ada wujud yang memuat pesan khusus, ada yang membuat kita langsung mengerti bahkan ada yang tidak sama sekali dengan atau tanpa penjelasan wujud tidak dapat di pertentangkan. (Abrecombie 1984).
Sebagai contoh dengan dimensi dan ukurannya, piramid adalah suatu wujud yang mempunyai suatu kekuatan. Tentunya efektifitasnya di perkaya oleh pengulangan sejarah dan oleh kekayaan akan asosiasi-asosiasinya yang terakumulasi ( terkumpul ). Bagi masyarakat mesir, yang mengenalnya sebagai transfotmasi ideal dan agung dari gundukan makam biasa, yang mempercayai sebagai jaminan keabadian pharaoh dan yang melihat lapisan atapnya yang bekilat memantulkan cahaya langsung yang pertama dari matahari terbit, sebagai imaji kedewaan dan ketuhanan bagi mereka jelas, piramid memiliki arti yang tidak bisa kita dapatkan lagi saat ini.
Olblesik adalah salah satu bentuk yang memiliki daya tarik. Oblesik hampit selalu menarik perhatian. Tidak dapat di pungkiri lagi bahwa oblesik melambangkan’ lingga’. Tetapi akan berarti asosiasi ini dilihat sebagai sumber daya teriknya. Sumber tersebut mungkin sedikit lebih berkaitan dengan sex dari pada dengan sebuah isyarat melawan gravitasi, usaha melawan inertia.
C. Ekspresi Bentuk
Ekspresi Bentuk adalah apa yang kita lihat menurut pengaruh atau pengalaman sebelumnya (smithies, 1984). Oleh karena itu setiap orang memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda-beda, maka tanggapan terhadap ekspresi yang dimunculkan oleh subyek juga akan berbeda-beda.Setiap kerangka arsitektural senantiasa mengandung ekspresi sebagai sebuah prinsip.
Ekpresi dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu:
*Fungsi.
Fungsi dapat melahirkan bentuk yang ekspresif misalnya kita membuat sebuah lumbung padi dengan menitik beratkan pada pemenuhan fungsi, maka akan muncul bentuk lumbung padi yang dapat menghindari terjadinya pembusukan padi, menghindari gangguan tikus dan sebagainya.
* Struktur. Penonjolan struktur sebagai elemen estetis pada sebuah bangunan dapat melahirkan bentuk yang ekspresif pula.
* Budaya. Misalnya pada bangunan tradisional. Ekspresi yang di munculkan merupakan hasil tampilan budaya.
D. Teori Gestalt tentang Ekspresi
Para psikologi Gestalt menduga bahwa terdapat sebuah pengalaman langsung dari kualitas ekspresi dalam persepsi terhadap garis-garis, bidang-bidang, volume ataupun massa. Mereka merumuskan bahwa pengalaman-pengalaman ini bukan hasil dari asosiasi intelektual melainkan hasil dari sebuah gaung antara proses neurologis (syaraf) dan pola-pola lingkungan. Jadi bangunan di katakan hidup, tenang, atau berat bukan karena asosiasi antara pola-pola yang ada sekarang dengan rujukan tetapi karena proses biologis dalam otak kita– konsep Isomorphism Gestalt (Lang, 1987).
Menurut interpretasi psikologi dari Teor Gestalt tentang proses persepsi visual, menyatakan bahwa ’garis’(line) dan ’bentuk’(form) dari bangunan mengkomunikasikan makna-makna secara langsung melalui garis itu sendiri atau bidang (Lang, 1987).
BAB 9
Estetika dalam arsitektur
•Arsitektur sebagai seni: Arsitektur sebagai bagian dari seni, maka dalam arsitektur juga menerapkan teori tentang keindahan yang biasanya dinamakan sebagai teori estetika
• Estetika sebagai salah satu teori seni
Vitruvius: Kegunaan, Kekokohan, Keindahan (utilitas, firmitas, venustas).
•Secara garis besar ada 3 teori estetika, yaitu:
- Estetika formalis: keindahan telah melekat dengan sendirinya, misalnya komposisi, proporsi, simetri, irama, dsb.
- Estetika ekspresionis: keindahan tergantung ekspresinya, misalnya ekspresi struktur – fungsi – bentuk.
- Estetika psikologis: keindahan ditentukan oleh reaksi pengamat. Keindahan sangat dipengaruhi oleh pengalaman masalalu, orientasi nilai, suasana hati saat mengamati, usia, dsb dari pengamat.
A. Estetika Formalis
1. Wawasan estetika dalamarsitektur
•Karya arsitektur yang terwujud didasari atas pemikiran yang dilandasi oleh kaidah-kaidah estetika disamping pemikiran logis dan rasional
•Arsitektur dituntut indah karena benar wawasan estetika dalam arsitektur selalu bersentuhan dengan mata dan perasaan, diamati wujud arsitekturnya baru dirasakan kesan estetisnya
•Arsitektur harus dapat dilihat dengan mata kepala dan mata hati.
2. Unsur-unsur Estetika
Unsur estetika bangunan diekspresikan dari 3 sumber:
•Sosok penampilan bangunan
•Pengolahan tampak/ raut bangunan
•Pengolahan lingkungan / kelompok bangunan
3. PENDAPAT MENGENAIESTETIKA / KEINDAHAN
• KAMUS OFXORD
Keindahan adalah nilai-nilai yang menyenangkan pikiran, mata dan telinga
• SOCRATES
Sesuatu itu indah kalau sesuai dengan tujuan atau dengan fungsinya atau kegunaannya
• PLATO
Bentuk-bentuk menjadi indah dalam proporsi dimana unsur-unsurnya disatukan secara harmonis ditujukan kepada bentuk ideal
• HEGEL
Indah adalah mengekspresikan kesan agung dan luhur melalui cara menyajikan yang paling sempurna.
• SCHOPENHAUER Keindahan dalam arsitektur adalah pernyataan kekuatan
bahan bangunan yang memperlihatkan perjuangan melawan gaya grafitasi
• IMANUEL KANT
Keindahan ada dalam penderitaan yang membahagiakan
• BAUMGARTEN Keindahan adalah kesempurnaan yang ada pada alam
• ARISTOTELES Keindahan terdapat dalam kesantaian.
4. UNSUR PERANCANGAN
•TITIK
•GARIS
•BIDANG
•BENTUK
•RUANG
•TEKSTUR
•WARNA
5. PRINSIP PERANCANGAN
(a). KEINDAHAN WUJUD (FISIK)
Sesuatu yang nyata, dapat dihitung, dapat diukur. Dapat dicapai melalui kaidah pengaturan : Kesatuan, Keseimbangan, Proporsi, Skala, Irama, Keselarasan.
(b). KEINDAHAN EKSPRESI (PESAN, NON FISIK)
Timbul dari Pengalaman, Referensi, Pengamatan.
6. Prinsip perancangan
• KESATUAN (UNITY)
Yaitu tersusunnya beberapa unsur menjadi satu kesatuan yang utuh dan serasi.
•KESEIMBANGAN
Adalah suatu nilai yang ada pada setiap objek yang daya tarik visualnya dikedua sisi pusat keseimbangan atau pusat daya tarik adalah seimbang.
-Bentuk Keseimbangan Simetris
-Bentuk Keseimbangan Asimetris
The house, Swedia
•PROPORSI
Proporsi terjadi kalau dua buah perbandingan adalah sama.
•SKALA
Sebuah bangunan dikatakan mempunyai skala jika bangunan tersebut dapat menunjukkan ukuran besarnya atau kecilnya dengan jelas sebagaimana tujuannya.
-SKALA HEROIK, diperoleh dengan satuan-satuan unsur berukuran besar, lebih besar dari ukuran biasa.
-SKALA INTIM, diperoleh dengan memakai ornamen yang lebih besar dari biasanya.
•IRAMA
Adalah pengulangan ciri secara sistematis dari unsur-unsur perancangan bangunan, seperti kolom, perbedaan warna, garis.
Komentar
Posting Komentar